Sabtu, 12 Maret 2011

hujann takk berhentii ...


Hujan lagi. Kupandangi langit yang senantiasa mendung itu sambil bergumam, “Kapan ini akan berakhir?”. Angin berhembus kencang mendinginkan kulitku. Angin itu dulunya bersahabat denganku. Sekarang tak kukenali lagi.
Angin itu telah membuatku jatuh sakit tempo hari. Andaikan angin itu manusia, aku pasti sudah menghajarnya sampai babak belur.
Sakit.. Sakit yang membuatku harus tergeletak tak berdaya di kasur tanpa ada seorangpun yang mengetahui. Tidak ada seorangpun yang peduli. Ironis memang, di saat sakit begini, aku malah harus mencari makan sendiri. Pergi ke dokter sendiri. Intinya, aku harus menyembuhkan diriku sendiri.
Sementara kau tahu, cuaca di luar sana sungguh tidak menyenangkan. Hujan turun sepanjang hari. Hawanya jadi terasa dingin menusuk tulang. Walaupun aku telah memakai jaket yang paling tebal, tetap saja benda itu tak mampu menghangatkan tubuhku. Air di kamar mandi berasa sedingin es. Aku harus merebus air setiap pagi jika hendak mandi.
“Uhuk, uhuk, hatching, hatching” menghiasi keseharianku. Aku mencoba untuk mengeluarkan semua dahak dan riak yang memenuhi tenggorokanku. Tapi mereka seolah tak bisa habis. Aku keluarkan malam ini, besok pagi ada lagi. Aku jadi tak habis pikir.
Ternyata bukan aku saja yang sakit. Orang-orang di sekitarku juga banyak yang sakit. Pikiranku menuduh beberapa dari mereka sebagai biang keladi penyebab sakitku. Tapi hatiku tidak puas jika hanya menjadikan mereka kambing hitam. Aku ingin memberantas penyakit yang ada di dalam diri mereka agar tidak ada orang lain yang tertular. Sayangnya, mereka tidak begitu antusias menyambut ajakanku untuk pergi ke dokter.
So what am I? Entahlah. Tapi kucoba untuk tetap bersabar dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Aku berusaha untuk sembuh. Aku terus-menerus memberikan sugesti kepada diriku sendiri bahwa ada banyak orang yang menunggu kesembuhanku. Banyak orang yang lebih suka melihatku sehat wal’afiat daripada melihatku terlentang di kasur sepanjang hari.
Maka dari itu, hujan, kumohon berhentilah. Aku tak bisa sembuh total bila engkau terus-terusan membasahi bumiku setiap hari. Aku ingin sembuh, jadi tolong bantu aku untuk bisa sembuh. Angin, kumohon kembalilah menjadi angin yang kukenal. Yang menyejukkan ketika aku kepanasan, yang menghangatkan sewaktu aku kedinginan. Kembalilah menjadi dirimu yang dulu, biar aku bisa sehat seperti dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar